Senin, 31 Oktober 2011

Kisah Suksesi Honda Merintis Hidup dan Kesuksesan

. Senin, 31 Oktober 2011
0 Pendapat Jenengan


Pernakah Anda tahu, sang pendiri "kerajaan" Honda - Soichiro Honda – sebelum sukses diraihnya ia banyak mengalami kegagalan? Ia juga tidak menyandang gelar insinyur, lebih-lebih Profesor seperti halnya B.J. Habibie, mantan Presiden RI. Ia bukan siswa yang memiliki otak cemerlang. Di kelas, duduknya tidak pernah di depan, selalu menjauh dari pandangan guru. "Nilaiku jelek di sekolah. Tapi saya tidak bersedih, karena dunia saya disekitar mesin, motor dan sepeda," tutur tokoh ini, yang meninggal pada usia 84 tahun, setelah dirawat di RS Juntendo, Tokyo, akibat mengindap lever.

Kecintaannya kepada mesin, mungkin 'warisan' dari ayahnya yang membuka bengkel reparasi pertanian, di dusun Kamyo, distrik Shizuko, Jepang Tengah, tempat kelahiran Soichiro Honda. Di bengkel, ayahnya memberi cathut (kakak tua) untuk mencabut paku. Ia juga sering bermain di tempat penggilingan padi melihat mesin diesel yang menjadi motor penggeraknya.

Di situ, lelaki kelahiran 17 November 1906, ini dapat berdiam diri berjam-jam. Di usia 8 tahun, ia mengayuh sepeda sejauh 10 mil, hanya ingin menyaksikan pesawat terbang. Ternyata, minatnya pada mesin, tidak sia-sia. Ketika usianya 12 tahun, Honda berhasil menciptakan sebuah sepeda pancal dengan model rem kaki. Tapi, benaknya tidak bermimpi menjadi usahawan otomotif. Ia sadar berasal dari keluarga miskin. Apalagi fisiknya lemah, tidak tampan, sehingga membuatnya rendah diri. Di usia 15 tahun, Honda hijrah ke Jepang, bekerja Hart Shokai Company. Bosnya, Saka Kibara, sangat senang melihat cara kerjanya. Honda teliti dan cekatan dalam soal mesin. Setiap suara yang mencurigakan, setiap oli yang bocor, tidak luput dari perhatiannya. Enam tahun bekerja disitu, menambah wawasannya tentang permesinan. Akhirnya, pada usia 21 tahun, bosnya mengusulkan membuka suatu kantor cabang di Hamamatsu. Tawaran ini tidak ditampiknya.

Di Hamamatsu prestasi kerjanya tetap membaik. Ia selalu menerima reparasi yang ditolak oleh bengkel lain. Kerjanya pun cepat memperbaiki mobil pelanggan sehingga berjalan kembali. Karena itu, jam kerjanya larut malam, dan terkadang sampai subuh. Otak jeniusnya tetap kreatif. Pada zaman itu, jari-jari mobil terbuat dari kayu, hingga tidak baik meredam goncangan. Ia punya gagasan untuk menggantikan ruji-ruji itu dengan logam. Hasilnya luarbiasa. Ruji-ruji logamnya laku keras, dan diekspor ke seluruh dunia. Di usia 30, Honda menandatangani patennya yang pertama.

Setelah menciptakan ruji, Honda ingin melepaskan diri dari bosnya, membuat usaha bengkel sendiri. Ia mulai berpikir, spesialis apa yang dipilih? Otaknya tertuju kepada pembuatan Ring Pinston, yang dihasilkan oleh bengkelnya sendiri pada tahun 1938. Sayang, karyanya itu ditolak oleh Toyota, karena dianggap tidak memenuhi standar. Ring buatannya tidak lentur, dan tidak laku dijual. Ia ingat reaksi teman-temannya terhadap kegagalan itu. Mereka menyesalkan dirinya keluar dari bengkel.

Karena kegagalan itu, Honda jatuh sakit cukup serius. Dua bulan kemudian, kesehatannya pulih kembali. Ia kembali memimpin bengkelnya. Tapi, soal Ring Pinston itu, belum juga ada solusinya. Demi mencari jawaban, ia kuliah lagi untuk menambah pengetahuannya tentang mesin. Siang hari, setelah pulang kuliah - pagi hari, ia langsung ke bengkel, mempraktekan

pengetahuan yang baru diperoleh. Setelah dua tahun menjadi mahasiswa, ia akhirnya dikeluarkan karena jarang mengikuti kuliah. "Saya merasa sekarat, karena ketika lapar tidak diberi makan, melainkan dijejali penjelasan bertele-tele tentang hukum makanan dan pengaruhnya," ujar Honda, yang gandrung balap mobil. Kepada Rektornya, ia jelaskan maksudnya kuliah bukan mencari ijasah. Melainkan pengetahuan. Penjelasan ini justru dianggap penghinaan.

Berkat kerja kerasnya, desain Ring Pinston-nya diterima. Pihak Toyota memberikan kontrak, sehingga Honda berniat mendirikan pabrik. Eh malangnya, niatan itu kandas. Jepang, karena siap perang, tidak memberikan dana. Ia pun tidak kehabisan akal mengumpulkan modal dari sekelompok orang untuk mendirikan pabrik. Lagi-lagi musibah datang. Setelah perang meletus, pabriknya terbakar dua kali. Namun, Honda tidak patah semangat.

Ia bergegas mengumpulkan karyawannya. Mereka diperintahkan mengambil sisa kaleng bensol yang dibuang oleh kapal Amerika Serikat, digunakan sebagai bahan mendirikan pabrik. Tanpa diduga, gempa bumi meletus menghancurkan pabriknya, sehingga diputuskan menjual pabrik Ring Pinstonnya ke Toyota. Setelah itu, Honda mencoba beberapa usaha lain. Sayang semuanya gagal. Akhirnya, tahun 1947, setelah perang Jepang kekurangan bensin.

Di sini kondisi ekonomi Jepang porak-poranda. Sampai-sampai Honda tidak dapat menjual mobilnya untuk membeli makanan bagi keluarganya. Dalam keadaan terdesak, ia memasang motor kecil pada sepeda. Siapa sangka, "sepeda motor" – cikal bakal lahirnya mobil Honda - itu diminati oleh para tetangga. Mereka berbondong-bondong memesan, sehingga Honda kehabisan stok. Disinilah, Honda kembali mendirikan pabrik motor. Sejak itu, kesuksesan tak pernah lepas dari tangannya. Motor Honda berikut mobinya, menjadi "raja" jalanan dunia, termasuk Indonesia.

Bagi Honda, janganlah melihat keberhasilan dalam menggeluti industri otomotif. Tapi lihatlah kegagalan-kegagalan yang dialaminya. "Orang melihat kesuksesan saya hanya satu persen. Tapi, mereka tidak melihat 99% kegagalan saya", tuturnya. Ia memberikan petuah ketika Anda mengalami kegagalan, yaitu mulailah bermimpi, mimpikanlah mimpi baru. Kisah Honda ini, adalah contoh bahwa Suskes itu bisa diraih seseorang dengan modal seadanya, tidak pintar di sekolah, ataupun berasal dari keluarga miskin.
5 Resep keberhasilan Honda :

* Selalu berambisi dan berjiwa muda.
* Hargailah teori yang sehat, temukan gagasan baru, khususkan waktu memperbaiki produksi.
* Senangi pekerjaan Anda dan usahakan buat kondisi kerja senyaman mungkin.
* Carilah irama kerja yang lancar dan harmonis.
* Selalu ingat pentingnya penelitian dan kerja sama.

Trial and error Untuk meraih kesuksesan, Anda perlu melakukan trial and error. Hal ini merupakan salah satu tolok ukur untuk menggapai kesuksesan. Tinggal sejauh mana kita mau dan berani mencoba kembali kegagalan itu. Sebelum mencoba lagi, pikirkan masak-masak langkah yang akan ditempuh. Kalau pun terjadi kesalahan kembali, jangan ragu-ragu melakukan perbaikan dan terus mencoba sampai Anda berhasil mengatasinya. Kunci utama trial and error adalah kerja keras dan tetap semangat.

Nah dengan demikian, Anda telah berdamai dengan kegagalan. Sehingga kegagalan bukan lagi momok yang menakutkan. Melainkan sesuatu yang harus dihadapi dan dilawan agar kegagalan itu tidak menggerogoti hidup Anda. Semoga Sukses…..!

Klik disini untuk melanjutkan »»

Kata - Kata Terakhir Steve Jobs

.
0 Pendapat Jenengan


Mona Simpson, saudara perempuan Steve Jobs, membacakan kidung pepujian untuk pendiri Apple dalam upacara penghormatan jenazah sang investor besar itu pada 16 Oktober lalu di Universitas Stanford. Mona Simpson adalah juga novelis dan profesor pada Universitas California di Los Angeles (UCLA).

"Sebelum ini aku menunggu seorang pria untuk dicintai, orang yang mencintaiku. Selama berdekade-dekade, aku kira orang itu adalah ayahku. Saat aku berusia 25 tahun, aku bertemu dengan pria itu dan dia ternyata abangku," kata Simpson seperti dikutip Hollywood Reporter.

Saat itu (tepatnya tahun 1985), Simpson tinggal di New York, tengah menulis novel pertamanya dan bekerja untuk sebuah majalah beroplah kecil. Manakala seorang pengacara memberitahu dia bahwa mereka telah menemukan abangnya, Simpson dan koleganya menduga setengah bercanda bahwa pastilah pria itu John Travolta.

"Diam-diam aku berharap orang itu adalah penyair keturunan sastrawan Henry James, orang yang lebih berbakat dariku, orang brilian bahkan tanpa berbuat apa-apa," katanya.

Lalu mereka berdua bertemu. Berjalan bersama dan ternyata keduanya suka bekerja. "Saya tak ingat semua yang kami bincangkan di hari pertama (bertemu), yang kuingat dia itu bagai seorang teman. Dia menerangkan bahwa dia bekerja dengan komputer," kenang Simpson.

Simpson mengatakan ada beberapa hal yang dia pelajari dari Jobs. "Steve mengerjakan apa yang dicintainya. Dia bekerja keras sekali. Setiap hari. ... Dia kebalikan dari seorang perenung," katanya. "Dia tak pernah malu bekerja keras, sekalipun hasilnya kegagalan," ungkapnya.

Simpson juga mengenang masa di mana pertama kali Jobs ditendang dari Apple. "Dia bilang padaku soal satu acara makan malam di mana 500 pemimpin Lembah Silicon bertemu dengan presiden (AS). Steve tidak diundang," kata Simpson. "Dia sakit hati tapi dia kemudian tetap bekerja. Setiap hari," tuturnya.

Simpson juga menyebut Jobs "sangat loyal" dan bahwa dia akan membeli 10 sampai 100 pakaian yang ia suka. Dia mengungkapkan filosofi Jobs tentang estetika: "Fesyen adalah apa yang kini kelihatan indah tapi tampak buruk kemudian, sebalikanya seni bisa buruk di kali pertama tapi menjadi indah di kemudian waktu."

Simpson juga mengenang ketakjuban Jobs pada cinta. "Kapan pun dia melihat pria yang dipikirnya pasti wanita menganggapnya tampan, maka dia menyapanya, 'Hey Anda lajang ya? Maukah Anda makan malam dengan adikku?"

Simpson juga mengenang betapa Jobs adalah ayah ideal untuk anak-anaknya. Dan kendati dia sukses di umur yang amat muda, Simpson berkata "dia merasa prestasi itu mengurungnya."

Simpson mencatat sikap normal Jobs yang bertahan meski dia menghasilkan jutaan dolar AS, seperti menjemputnya dari bandara dengan memakai celana jeans.

Saudara perempuan Jobs ini juga mengenang masa-masa saat keluarga Jobs menata ulang dapurnya yang disebutnya menyita setengah waktu yang diperlukan untuk menuntaskan pembangunan gedung Pixar.

Simpson mengungkapkan bahwa Jobs pernah berkata bahwa jika dia tumbuh lain, maka dia mungkin akan menjadi ahli matematika dan mempelajari lukisan-lukisan Mark Rothko . Lalu kanker yang diderita Jobs dengan cepat merenggut hidup sang inventor.

"Pada akhirnya, bahkan kesenangan biasa pun, seperi buah persik nan ranum, tak lagi menariknya," kata Simpson. Perempuan ini bercerita tentang saat Jobs belajar mengenai bagaimana menyusuri lagi hidup setelah transplantasi hatinya, dengan kursi roda. Jobs menggaji 67 suster berbeda sebelum menemukan tiga diantaranya yang bersamanya sampai dia meninggal.

Tetap saja Jobs terus menelurkan ide untuk produk-produk potensialnya. "Yang aku pelajari dari kematian abangku adalah bahwa karakter itu sangat penting: Manusia mati meninggalkan nama. Selasa pagi, dia menyuruhku untuk bergegas ke Palo Alto.

Nada suaranya penuh kasih sayang, sayang, cinta, tapi seperti seseorang yang kopornya telah dikemas ke dalam mobil, yang telah siap di awal perjalanan, meskipun dia menyampaikan beribu-ribu maaf, akan meninggalkan kita semua," kata Simpson mengenai hari terakhir Steve Jobs.

"Ini yang aku pelajari: dia sukses untuk hal itu juga. Kematian tidak menimpa Steve, dia hanya mencapainya," kata Simpson mengenang pembicaraan telepon dirinya dengan Jobs Selasa beberapa waktu lalu. Di situ, Jobs mengiba pada Simpson untuk pergi ke rumah sakit Palo Alto di mana dia dirawat.

"Dia bilang padaku, saat dia mengungkapkan kata perpisahan dan memuntahkan kata maaf begitu rupa, bahwa kami tidak bisa hidup sampai tua bersama-sama sebagaimana dia selalu rancangkan, bahwa dia akan pergi ke sebuah tempat yang lebih baik," tuturnya.

Seluruh anggota keluarganya berada di sisi tempat tidurnya pada jam-jam terakhir kehidupannya. Dokter memberi Jobs kesempatan hidup 50-50 malam itu. Sebelum Jobs menyampaikan kata-kata terakhirnya, dia pandangi adik perempuan yang lain, Patty, lalu lama menatap anak-anaknya sendiri, kemudian partner hidupnya, Laurene, sampai semua yang hadir di situ.

Lalu, apa kata-kata terakhir Jobs? "Oh wow. Oh wow. Oh wow," kenang Simpson.

Klik disini untuk melanjutkan »»
 
sdnsendang2.blogspot.com di damel kaliyan Eko Budi M | Template by Eko Relation | o-om.com